Opini WTPM (World Tobacco and Process Machinary)


WTPM atau “ World Tobacco and Process Machinary” adalah suatu pameran yang memuat tentang proses pembuatan rokok dan mesin produksi rokok yang merupakan program besar untuk meningkatkan produksi rokok di Indonesia, pameran ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2012 yaitu WTA atau “Word Tobacco Asia” yang diselenggarakan di Jakarta yang saat itu menuai banyak protes dari masyarakat Indonesia sehingga panitia penyelenggara pun berjanji untuk tidak mengadakan acara tersebut lagi tetapi sekitar tahun 2014 acara tersebut diadakan kembali yaitu acara “Inter-Tabac Asia” yang akan diselenggarakan di Bali tetapi acara tersebut gagal karena menuai protes besar oleh masyarakat Indonesia dan saat itu sempat acara tersebut ingin dipindahkan di ibukota Jakarta tetapi ditolak keras oleh Gubernur jakarta Basuki tjahja purnama (Ahok), namun hal itu tidak menyurutkan antusias panitia untuk tetap menyelenggarakan acara tersebut pada tanggal 27-28 April 2016 april 2016 yang bertema WTPM tersebut dan sebelumnya juga para mahasiswa Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (ISMKMI) Dan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) sudah menolak keras hal itu terjadi, jadi opini saya seharusnya pameran itu tidak lagi terselenggara walaupun pameran itu menuai banyak antusias oleh masyarakat umum khusunya pengguna rokok dan pameran itu bertujuan untuk meningkatkan produksi rokok yang notabennya produksi rokok di Indonesia menyumbangkan pendapatan yang lumayan besar sehingga banyak atlet – atlet Indonesia atau pelajar – pelajar di Indonesia mereka mendapatkan beasiwa dan dapat melanjutkan studinya ke dalam/luar negeri berkat beasiswa yang diberikan oleh perusahan rokok, tetapi disamping itu kita harus memikirkan bagaimana nasib-nasib para pengguna rokok khususnya pecandu rokok di Indonesia dilihat dari survei di media-media sosial banyak kasus kematian ataupun penyakit berat seperti kanker, kerusakan otak, jantung, paru-paru, kecacatan janin yang terjadi setiap harinya dan itu sangat merugikan sekali apalagi rata-rata pecandu rokok adalah masyarakat menengah kebawah dimana resiko yang mereka tanggung kedepannya sangat berat apalagi yang seharusnya uang yang mereka dapatkan dari bekerja dapat digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari malah ia belikan sebungkus rokok yang sebenarnya akan merugikan dirinya sendir bahkan orang-orang yang ada disektiarnya dan termasuk keuangannya dimana harga rokok sekarang bisa dibilang mahal, dan perokok pun sekarang sudah tidak mengenal usia dimulai dari anak tingkat sekolah dasar saja mereka sudah mencoba untuk merokok dan jika mereka kecanduan akan bersifat fatal terutama merugikan dirinya dan orang tuanya, dilihat dari survei di beberapa media bahkan dilansir dari 5 anak tingkat sekolah menengah pertama (SMP) 4 orang diantaranya perokok aktif, sulit dibayangkan bagaimana nasib mereka kedepannya terutama kesehatan mereka karena mereka adalah generasi emas yaitu generasi – generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang, merekalah generasi-generasi berpotensi yang akan memajukan bangsa jadi akankah nasib mereka sebagai calon generasi penerus bangsa akan pudar karena pergaulan mereka terutama karena kecanduan mereka akan rokok, selain itu percuma saja pemerintah menggembor-gemborkan disetiap tempat umum seperti mall, restoran, tempat wisata dll untuk membuat ruangan khusus perokok atau “smoking area” tetapi mereka masih mengizinkan pameran rokok itu diselenggarakan, dan percuma saja usaha-usaha para mahasiswa atau orang-orang dibidangkesehatan yang sudah melakukan promosi kesehatan akan bahaya merokok tersebut, maka dari itu seharusnya WTPM tidak diadakan walaupun penyelenggara bertujuan baik untuk meningkatkan pendapatan Indonesia dari rokok tetapi lihat kebelakang bagaimana kondisi bangsa ini apakah sudah berkecukupan atau belum, sudah mayoritas bangsa Indonesia sehat atau tidak, setidaknya cara mendapatkan pendapatan yang lebih untuk Indonesia harus dengan cara yang baik yang tidak berdampak pada kesehatan masyarakat, atau perekonomian mereka misalnya bisa dengan peningkatan sektor dibidang agraris karena indonesia adalah negara agraris itu lebih baik dan tidak menimbulkan dampak besar untuk masyarakatnya. Memang seharusnya pemerintah menindak lanjuti masalah ini dan lebih bisa mengambil tindakan yang tegas karena tingkat kesehatan suatu bangsa adalah salah satu indikator negara itu bisa menjadi lebih maju, bukan karena meningkatkan antusiasme untuk membeli rokok walaupun rokok tersebut merupakan produk dalam negeri, bagi saya kesehatan itu nomer satu dan sangat penting dimana jika masyarakatnya sehat mereka akan lebih produktif dan bisa melakukan segala aktivitas dengan penuh semangat dan antusiasme, sehingga dari masyarakat yang produktif tersebut dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak dan bermanfaat bagi masyarakatnya sehingga perekonomian masyarakat meningkat dan otomatis pendapatan negara pun semkakin bertambah jadi percuma saja para pengusaha rokok mengadakan pameran-pameran untuk menarik antusiasme masyarakat akan rokok dan mereka akan merekrut karyawan dalam jumlah yang besar untuk memproduksi rokok dalam sekala besar bahkan sekala internasional tetapi disamping itu mereka mengabaikan akan dampak-dampak yang terjadi kedepannya baik bahaya bagi karyawan/pekerjaanya maupunbahaya akan penggunanya baik perokok aktif maupun pasif karena akibat dari rokokn tersebut tidak hanya dirasakan oleh pecandu itu sendiri tetapi dampaknya dapat terjadi pada orang lain sekalipun bayi yang amat rentan, jadi kesimpulannya  saya menolak pameran rokok itu terjadi dan semoga kedepannya diadakan pameran – pameran yang lebih bermanfaat dan lebih sehat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sexual Harassment and Victim Blaming "Opinion"

Opini Hubungan Mahasiswa dengan Organisasi